Cara Keluarga Membentuk Resiliensi Masa Pandemi

Posting Komentar


Untuk dapat bertahan dari keterpurukan, cara keluarga membentuk resiliensi masa pandemi sangat penting. Pandemi telah mengubah banyak tatanan kehidupan. Banyak kegiatan yang sebelumnya bisa dilakukan di luar rumah, sekarang harus serba di dalam rumah untuk mencegah penularan.

Kondisi yang berbeda ini tidak hanya memungkinkan penyakit fisik, namun juga penyakit psikis pada semua anggota keluarga. Masalah perubahan perilaku, kebijakan dari pemerintah, pengurangan karyawan, dan pelbagai masalah tatanan kehidupan ini membuat keyakinan dalam diri untuk bertahan terus tergerus.

Akhirnya kesehatan mental yang akan terserang, bersamaan dengan isu kesehatan mental yang semakin meningkat. Apa saja yang bisa dilakukan untuk keluarga dalam membentuk resilien selama masa pandemi? BundaKita berikan informasinya dari berbagai sumber.

Cara Keluarga Membentuk Resiliensi Masa Pandemi

Umumnya masalah kesehatan mental menyebabkan rasa kecemasan yang tinggi, stres hingga merasa terpuruk dan ketakutan. Hal ini akan berdampak buruk terhadap daya tahan kemampuan individu maupun keluarga dalam menghadapi kesulitan.

Keluarga menjadi tidak produktif lagi dan tidak akan mampu menjalankan fungsinya seperti semestinya. Keterpurukan ini tidak boleh terus terjadi. Adapun berbagai cara keluarga membentuk resiliensi masa pandemi agar tidak terjadi masalah tersebut yaitu:

Anggota Saling Mendorong Dan Berkolaborasi

Keluarga akan menjadi lebih kuat menghadapi berbagai masalah terutama dalam kondisi pandemi jika saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Dengan kolaborasi yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga membuat mereka akan bertahan.

Contoh yang bisa diterapkan misalkan adalah setiap anggota keluarga saling berusaha untuk menjaga diri agar tidak terkena penyakit. Anggota mendukung peralatan kehidupan dan proses isolasi jika salah satu anggota ada yang positif. Setiap anggota bahu membahu untuk saling menjaga kesehatan dan mengembalikan keluarga yang sakit agar bisa sehat kembali.

Dibutuhkan Kepemimpinan Untuk Bertahan Cara Keluarga Membentuk Resiliensi Masa Pandemi

Ayah dan ibu atau anggota keluarga yang lain sebagai pemimpin dalam keluarga harus melakukan kegiatan aktif dalam menghadapi krisis yang terjadi. Pemimpin harus memberikan informasi terbuka seluas-luasnya dan saling berdiskusi secara terbuka pada anggota keluarga lain.

Mereka yang memimpin harus bisa mengarahkan keluarganya untuk mencapai tujuan termasuk didalamnya mendorong hal ini. Seorang yang bisa mengatakan bahwa "keluarga kita akan menghadapi hal ini". Tetap fokus pada tujuan keluarga dengan melakukan hal-hal yang bernilai positif untuk kehidupan.

Membuang Muatan Negatif Dalam Keluarga

Resilien dalam keluarga dapat dicapai dengan mengurangi sumber-sumber muatan negatif dalam kehidupan. Salah satunya adalah stres, hal ini bisa dicegah sebagai cara keluarga membentuk resiliensi masa pandemi melalui:

  • Kebutuhan pangan, kesehatan, tempat istirahat, perawatan bayi dan akses internet
  • Finansial
  • Menyediakan tempat untuk aktivitas balita (permainan)
  • Istirahat untuk orang tua
  • Berjalan-jalan untuk mendapatkan kesenangan

Meningkatkan Muatan Positif Dalam Keluarga Sebagai Cara Keluarga Membentuk Resiliensi Masa Pandemi

Hubungan responsif merupakan sebuah pengalaman yang positif dan dapat meningkatkan resiliensi keluarga. Orang tua yang mendukung, stabil, dan hubungan tersebut bisa juga dengan beberapa langkah dibawah ini:

  • Selalu menghubungi keluarga lain, sempatkan dan rutinkan. Tidak hanya soal menghubungi, tapi orang tua dan anggota keluarga memberikan dorongan serta parenting yang responsif.
  • Menjaga koneksi antar anggota keluarga, kolega dan teman. Sangat penting untuk menelpon atau video call meskipun kondisi sedang terpisah.
  • Dukungan terhadap anak-anak selama perkembangan mereka juga tetap harus berjalan. Bermain bersama mereka secara langsung maupun menggunakan teknologi meskipun secara tidak langsung juga perlu dilakukan.

Peningkatan Keterampilan Inti

Untuk dapat memberikan luaran yang positif, ada beberapa skil kehidupan sehari-hari yang perlu ditingkatkan. Yaitu:

  • Mengurangi frekuensi pergi belanja keluar
  • Mengisi permohonan bantuan dana
  • Memilih program pendukung
  • Manajerial pekerjaan, rumah dan perawatan bayi

Akhir Kata

Keluarga yang telah mampu melakukan resiliensi atau berdaya tahan dan mampu bangkit dari hal buruk. Pastinya akan memiliki respon positif terhadap segala kesulitan yang ada. Melalui cara-cara yang telah dijabarkan BundaKita. Masalah tertentu, sesuai konteks, besar permasalahan, kombinasi interaktif antara faktor-faktor risiko dan pengamanan yang dimiliki, serta dengan mempertimbangkan pelbagai sudut pandang seluruh anggota keluarga.

BundaKita
Cuman Seorang Bunda / Emak yang Mencurahkan Segala Sesuatu ke Media Online, contohnya Blog ini. ^_*

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar